Kebiasaan ingin ngemil di malam hari pasti sangat menyebalkan. Apalagi, bagi mereka yang sedang melakukan program penurunan berat badan. Sebenarnya, apa sih yang menyebabkan seseorang bisa dengan mudah ingin ngemil di malam hari?
Untuk mengetahui hal ini, peneliti di Brigham Young University melakukan pengamatan terhadap 15 wanita. Mereka ditunjukkan foto-foto makanan tinggi kalori dan rendah kalori sembari melakukan scan otak. Scan otak dilakukan dua kali, saat pagi hari dan seminggu kemudian scan dilakukan di malam hari.
Tim peneliti yang diketuai Travis Masterson berpikir ketika melihat foto makanan berkalori tinggi, maka aktivitas otak di malam hari akan meningkat sehinga keinginan seseorang untuk ngemil tinggi. Tapi, hasil scan justru menemukan hasil berlawanan. Sebab, saat malam hari bagian otak yang berhubungan dengan reward tidak bereaksi pada foto makanan sekuat saat pagi hari.
Dengan kata lain, otak kurang peka terhadap makanan tinggi kalori seperti permen, makanan yang dipanggang, keripik, es krim, serta cake pada malam hari. Namun, mengapa justru malam hari menjadi waktu paling sering munculnya keinginan ngemil seseorang?
"Ketika kita memandang makanan itu kurang menguntungkan, otak bisa saja memerintahkan agar kita terus-terusan mendapatkan makanan tersebut supaya kita pada akhirnya merasa puas," kata Masterson dalam laporannya di jurnal Brain Imaging and Behavior, seperti dikutip dari Prevention pada Rabu (8/7/2015).
Meski demikian, peneliti menekankan perlunya penelitian tambahan untuk memverifikasi mini studi ini. Selain itu, perlu ditilik lebih lanjut kaitan reaksi seseorang terhadap foto pada makanan dengan tindakannya terhadap makanan yang benar-benar ada di sekitarnya. Masterson menambahkan, sebenarnya makanan akan terasa lebih nikmat dan memuaskan ketika disantap pagi atau siang hari.
"Setidaknya, melalui studi kecil-kecilan ini bisa diketahui bahwa ngemil tengah malam tidak akan membuat kita puas. Sehingga, orang akan lebih terbantu mengontrol perilaku makannya di malam hari dengan cara yang lebih positif," tutur Masterson.